Bersama angin yang terus melaju bersama waktu, selembar kertas buram melayang mengikuti jejak takdir. Beriring dedaunan yang luruh di kemarau yang baru saja hadir, terbacalah sebuah catatan sebuah sejarah selembar jiwa.“Kawan… bila engkau telah membaca tulisan ini, telah terentanglah jarak dan waktu di antara kita. Laksana dalam sebuah drama buatan manusia, ini adalah wasiat sepotong jiwa yang resah mencari sebuah arti sebuah kata. Ku bukanlah pujangga,...
